" Hmmmm, aku cuma nggak sabar, ingin segera membacanya, soalnya aku ikut kuis di majalah itu, siapa tahu menang. " balasku bohong
Arnold menimpalinya dengan tertawa. " Kuis? Hahaha... heran, kamu kok, mau-maunya ikutan kuis yang hadiahnya bisa kamu beli hanya dengan separuh uang jajanmu," ucapnya.
" Kepuasannya! " balasku kesal.
Benar, kan? Arnold itu tipe orang yang nggak bisa menghargai jerih payah. Huh, aku jadi ingin cepat cepat pulang. Pasti Abi kecewa karena aku nggak di rumah. Aku harap Bik Mur mengajak Abi masuk untuk makan siang dan memberinya bekal.
***
Betapa kagetnya aku, ketika sampai di rumah, Abi masih menungguku dengan tas kertas berisi majalah kesayanganku.
" Ngapain pengemis duduk di teras ini? " tanya Arnold dengan suara keras.
" Arnold! dia bukan pengemis, tap..."
" Pergi sana! " pekik Arnold sambil melempar selembar uang kertas sepuluh ribuan ke wajah Abi.
Aku langsung memegang lengan Abi yang hendak pergi. " Dia bukan pengemis! Dia sahabatku. Kalau kamu nggak suka dengan abi, kamu boleh masuk sekarang! "
Arnold tampak kaget dengan bentakanku. Sesaat dia hanya melongo dan geleng-geleng kepala.
" So, cewek cantik kelas atas, bersahabat dengan cowok dekil pengantar koran? "
" Kamu nggak berhak menghina dia! Dia sahabatku, Arnold! " pekikku marah sambil melotot kepada Arnold.
" jadi kamu lebih memilih bersahabat dengan dia, daripada denganku? "
" jelas, iya! karna, DIA SELALU ADA UNTUKKU. Abi sangat mandiri dan tangguh!! "
Sesaat Arnold terdiam sambil memandangi kami berdua secara bergantian, lalu melangkah ke dalam rumah.
" Maafin kelakuan dia, ya Bi.." kataku pada Abi
Abi tersenyum. Di pelupuk matanya tampak genangan air bening. Tanpa kata, dia menyerahkan tas kertasnya kepadaku.
" Abi, kamu nggak marah kan? Kita tetap bersahabat, kan? "
Kini Abi benar-benar menangis . " Aku nggak tau mesti bilang apa... " ucapnya sambil menunduk
Aku tak tahan melihat kesedihannya. Aku pun ikut menangis sambil menggenggam erat tangannya. Kami akan terus bersahabat, karena persabahatan terlalu berharga untuk dinodai dengan sebongkah harta dan kesombongan.